ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN SECTIO CAESERA PRESENTASI BOKONG

Senin, 31 Januari 2011

A. Pengertian
Sectio sesarea atau persalinan caesarea didefinisikan sebagai melahirkan janin melalui incisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histereotami) obstetri wiliam.
Bayi dengan presentasi bokong lebih sering dilakukan dengan Sectio caesaria sebagai contoh tahun 1985 79 % dari semua bayi dengan presentasi bokong disectio (Taffel dkk, 1987)
Presentasi bokong adalah letak memenjang dengan kelainan dalam polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah. Sacrum kanan adalah presentasi bokong dengan sacrum janin ada di kuadran kanan depan panggul ibu dan diameter bitrochanterica janin berada pada diameter abligua dexra panggul ibu. Dari ketiga definisi diatas disimpulkan bahwa Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat incisi pada dinding abdomen dan uterus.

Insidensi
Presentasi bokong dalam persalinan terdapat 3 sampai 4 persen kehamilan. Insidensinya berkurang mendekati cukup bulan dan bertambah pada persalinan prematur.

Etiologi presentasi bokong adalah :
- Phematoritas
- Air ketuban yang berlebihan
- Kehamilan ganda
- Placenta sempit
- Fibromyoma
- Hydrocephalus
- Janin besar

Ada empat macam presentasi bokong
1. Sempurna : Flexi pada paha dan lutut
2. Murni : Flexi pada paha , oxtensi pada lutut
3. Kaki : Satu atau dua kaki, dengan extensi pada paha dan lutut.
Kaki merupakan bagian terendah
4. Lutut : Satu atau dua lutut dengan extensi pada paha flexi pada
lutut bagian terendahnya adalah lutut
Mekanisme persalinan presentasi bokong :
1. Bokong dan tungkai bawah
2. Bahu dan lengan
3. Kepala
Indikasi Sectio Caesarea adalah terdiri dari
a. Indikasi absolut antara lain
Panggul sempit dan destrucia mekanis terdiri dari
- Dispcoporsi fetopelvik yaitu fetus tumbuhnya terlampau besar ada ketidak seimbangan relatif antara ukuran bayi dan ukuran pelvis
- Malposisi dan malpresentasi adalah bagian terbesar dari peningkatan insidensi Sectio Caesarea dalam kelompok ini berkaitan dengan presentasi bokong
- Disfungsi uterus adalah mencakup kerja uterus yang tidak terkoordinasi, inertia, cincin kontraksi dan ketidakmampuan dilatasi servix. Partus menjadi lama dan kemajuannya mungkin terhenti sama sekali sering disertai disproporsi dan mal presentasi
- Neoplasma yang menyumbat pelvis menyebabkan persalinan normal tidak mungkin terlaksana
- Persalinan tidak dapat maju karena kontraksi uterus yang tidak efektif. Pelvis yang jelek, bayi yang besar atau defleksi kepala bayi

b. Indikasi relatif adalah kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan adalah sedemikian rupa, sehingga kelahiran lewat sectio caesaria akan lebih aman bagi ibu dan bayi
B. Patofisiologi
Sectio caesaria pada sebagian besar negara ada kebiasaan yang dipraktekkan akhir-akhir ini yaitu setelah prosedur pembedahan caesaria dikerjakan maka semua kehamilan mendatang harus diakhiri dengan cara yang sama. Akan tetapi pada kondisi tertentu ternyata bisa dilakukan dial of labor dengan persalinan lewat vagina.
Histerutumi adalah kehamilan dalam uterus akan disertai bahaya ruptura uteri bila kehamilan sebelumnya diakhiri dengan histerotomi.
Indikasi fetal :
1. Gawat janin
2. Cacat atau kematian janin selanjutnya
3. Infusiensi placenta
4. Diabetes maternal
5. In kompabilitas rhesus
6. Post mortem caesarea
7. Infeksi virus herpes pada traktur genital

Kontraindikasi
Sectio caesaria tidak boleh dikerjakan kalau ada keadaan berikut :
1. Kalau janin sudah mati atau benda dalam keadaan jelek sehingga kemungkinan hidup kecil
2. Kalau jalan lahir ibu mengalami infeksi luas dan fasilitas caesaria extrapert tidak tersedia
3. Kalau dokter bedahnya tidak berpengalaman, kalau keadaannya tidak menguntungkan bagi pembedahan atau kalau tidak ada tenaga asisten yang memadai
Type-type Sectio caesaria
a. Segmen bawah : Incisi Melintang
b. Segmen bawah ; Membujur
c. Sectio Caeserea Klasik
d. Sectio Caeserea Extraparituneal
Faktor yang menambah resiko mortalitas matertial adalah
1. Umur diatas 30 tahun
2. Grandemultiparitas
3. Obesitas, BB melebihi 200 pound
4. Partus lama
5. Ketuban pecah dini
6. Pemeriksaan vaginal yang sering
7. Status sosial ekonomi yang rendah

Sebab-sebab kelemahan ibu
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Anastesia
4. Emboli paru-paru
5. Kegagalan ginjal akibat hipotensi yang lama
6. Obstruksi intenstinal dan ileus Paralitik
7. Decompensasi Cardis
8. Toxemia Gravidarum
9. Ruptura jaringan acatrix uterus
10. Sebab-sebab lain yang tidak ada hubungannya dengan operasi

Pencegahan infeksi
Insiden infeksi dapat dikurangi dengan penggunaan antibiotik sebagai tindakan profilaktik
Faktor- faktor Resiko tinggi
1. Sebelum sectio caesare sudah terdapat proses persalan – khususnya kalau terdapat partus lama, ketuban pecah dini dan sudah dilakukan bebeapa kali pemeriksaan pelvix
2. Anemia, haematokrit dibawah 30 %
3. Obesitas

C. Penatalaksanaan
1. Perawatan perioperatif
2. Pemberian cairan infus, termasuk transfusi darah selama dan sesudah sectio caesare
3. Penyuntikkan preparat analgetik
4. Mengobservasi tekanan darah
5. Mengobservasi urin yang keluar
6. Ambulasi
7. Perawatan luka
8. Laboratorium

D. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan presentasi bahaya
a. Sirkulasi, hipertensi dan perdarahan pervagina
b. Integritas ego, dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan atau infeksi n negatif pada kemampuan sebagai wanita
c. Eliminasi terpasang kateter usin
d. Makanan / Cairan
Abdomen lunak, tidak ada distensi awal
e. Neurosensori, keterbatasan gera dan sensorik dibawah spinal anastesi.
f. Nyeri / ketidaknyamanan, mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya trauma bedah / incisi, nyeri tekan penyert, distensi kandung kemih / abdomen efek anastesi)
g. Pernafasan , bunyi paru jelas dan vesikuler
h. Keamanan, balutan abdomen dapat sedikit noda atau kering dan utuh
i. Seksualitas, fundus
E. Diagnosa keperawatan
1. Kurang pengetahuan . kebutuhan belajar mengenai prosedur pembedahan b/d berkurangnya informasi
2. Nyeri b/d trauma pembedahan, efek anastesi, distensi kandung kemih, abdomen
3. Resiko terhadap cedera b/d efek-efek anastesi trauma jaringan
4. Resiko terhadap infeksi. b/d trauma jaringan
5. Perubahan eliminasi urine b/.d trauma mekanisme normal
6. Kurang perawatan dini b/d ketidaknyamanan fisik

Read More..
 
 
 
Adsense Indonesia